Subscribe Us

Header Ads

Melihat Persatuan dari Tanah Papua

Bersama rekan-rekan dari Kantor Wakil Presiden di acara seremoni penutupan PON XX Papua.


SELAMA dua pekan ini pandangan mata kita tertuju ke Tanah Papua. Begitu terlihat dengan jelas euforia masyarakat di perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX. Dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Oktober lalu, pesta olahraga empat tahunan ini ditutup oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Papua, Jumat malam (15/10/2021).

Saya teringat dengan sebuah film yang dirilis tahun 2009. Film yang dibintangi oleh Morgan Freeman dan Matt Damon tersebut berjudul Invictus. Invictus bercerita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di Afrika Selatan, sebelum dan selama berlangsungnya Piala Dunia Rugby tahun 1995.

Didasarkan pada buku karya John Carlin, berjudul Playing the Enemy: Nelson Mandela and the Game That Made a Nation, film ini menggambarkan bagaimana Presiden Nelson Mandela-diperankan Morgan Freeman-dan Kapten tim rugby Afrika Selatan Springboks, François Pienaar-diperankan Matt Damon-mencoba menyatukan masyarakat Afrika Selatan yang terbelah, melalui olahraga.

Semarak dan kemeriahan penutupan PON XX Papua 2021 di Stadion Lukas Enembe.


Saat itu, Afrika Selatan terbelah oleh sistem apharteid yang pemisahan kulit hitam dan kulit putih. Mandela yakin, “Olahraga memiliki kekuatan menginspirasi dan menyatukan bangsa dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh yang lainnya.”

Walau tidak sama, namun PON XX sedikit banyak bisa menggambarkan bagaimana negeri ini mencoba disatukan kembali melalui olahraga. Rekonsiliasi dan kebanggaan sebagai negeri majemuk dengan aneka ragam budaya dan bahasa, juga agama, wajib digelorakan lagi.

Pesan untuk menghargai perbedaan juga tersirat dan tersurat dari simbol-simbol yang ada dalam penyelenggaraan event olahraga nasional ini. PON XX bisa menjadi momentum rekonsiliasi sosial.

Dari rapat koordinasi penanggulangan kemiskinan ekstrem, dijelaskan bahwa sukses penyelenggaraan PON XX merupakan satu dari sepuluh tekad yang dicanangkan oleh Provinsi Papua pada tahun 2021.

OLAHRAGA YANG MENYATUKAN: Papua mampu membuktikan diri sebagai tuan rumah PON XX 2021.


Saya beruntung bisa melihat secara langsung seremoni penutupan PON XX. Begitu meriah dan semarak sekali sampai kemudian ditutup dengan atraksi kembang api yang mempesona.

Upacara penutupan ini menjadi episode terakhir untuk perhelatan olahraga multicabang ke-20 yang juga yang pertama diadakan di bagian paling timur Indonesia di Papua itu, tepatnya di empat tempat yang meliputi Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika dan Kabupaten Merauke.

Seremoni ini menjadi puncak kelegaan dan kebahagiaan setelah selama 23 hari penuh sebanyak tujuh ribu atlet dari 34 provinsi bertanding dalam 37 cabang olahraga dan 56 disiplin. Sekalipun PON resmi dibuka pada 2 Oktober, tetapi pertandingan dan lomba PON Papua sudah dimulai sejak 22 September.

Setelah selama periode itu PON Papua dilangsungkan, Jawa Barat menjadi provinsi yang memiliki jumlah medali terbanyak, tidak hanya emas namun juga perak dan perunggu, sehingga untuk kedua kali berturut-turut menjadi juara umum setelah lima tahun lalu sukses pada PON Jawa Barat 2016.

Dibuka oleh Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin resmi menutup PON XX Papua 2021 di Stadion Lukas Enembe, Jayapura, Jumat malam (16/10/2021).


Jawa Barat kali ini mengumpulkan 133 medali emas, 105 medali perak, dan 115 perunggu, sedangkan DKI Jakarta menempati posisi kedua dengan 110 medali emas, 91 medali perak, dan 100 perunggu. Pada posisi ketiga, Jawa Timur mengoleksi 110 emas, 89 perak, dan 88 perunggu, sementara tuan rumah Papua menduduki urutan keempat dengan 93 medali emas, 66 medali perak, dan 102 perunggu.

Sekalipun hanya Jawa Barat yang memperoleh medali paling banyak, tentu saja suka cita karena telah menuntaskan kompetisi jelas tidak hanya milik atlet-atlet Jawa Barat. Sebaliknya atlet dan ofisial semua kontingen bersuka cita dalam defile penutupan PON Papua 2021 dengan diiringi lagu "Torang Bisa".

Mereka berjalan dengan penuh semangat yang beberapa di antaranya mengabadikan momen ini dengan kamera ponsel. Penuh bahagia, mereka berjalan ke tengah Stadion Lukas Enembe lengkap dengan atribut dan identitas daerah mereka.

Tarian adat khas Papua mewarnai penutupan PON XX 2021.


Mereka yang mengikuti defile adalah perwakilan atlet dan ofisial masih bertanding dalam tiga hari sebelum penutupan, karena mayoritas atlet yang berlaga dalam PON ini sudah kembali ke daerah masing-masing tak lama setelah menyelesaikan kompetisi demi mematuhi aturan pencegahan penyebaran COVID-19.

Mereka berkumpul di tengah-tengah stadion, sementara sebagaimana pada acara pembukaan, penonton untuk penutupan PON Papua ini pun dibatasi maksimum 25 persen dari total kapasitas normal stadion sebanyak 40 ribu orang.

Sementara itu di luar arena, salah satunya di Sentani, masyarakat memanfaatkan videotron di pinggir jalan untuk menyaksikan penutupan PON Papua, tepatnya di seberang Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Jayapura.

Menjelang resmi ditutup oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Gubernur Papua Lukas Enembe mengucapkan salam perpisahan.

"Kita akan berpisah dari ufuk timur matahari terbit, Tanah Papua. Dan kita akan berjumpa lagi dalam PON ke-21 di ufuk barat matahari terbenam yaitu Aceh dan Sumatera Utara," kata Lukas.

Defile penutupan PON XX Papua berlangsung penuh suka cita.


Lukas mengatakan PON Papua berhasil menepis keraguan banyak orang apakah Bumi Cendrawasih bisa menggelar acara besar sekelas PON.

"Tidak sedikit di luar sana yang skeptis dan pesimis apakah Papua mampu menjadi tuan rumah PON. Hari ini dapat kita buktikan Papua Bisa! Torang Bisa!," kata Lukas.

Lukas juga menyelamati Jawa Barat yang menjadi juara umum PON XX Papua 2021. "Selamat kepada provinsi yang meraih juara umum pada PON XX Papua 2021, semoga prestasi itu bagi cambuk bagi provinsi lain pada PON berikutnya," kata Lukas.

Penyerahan tongkat estafet PON dari Papua kepada Aceh dan Sumatra Utara yang akan menjadi tuan rumah PON 2024.


Papua pun resmi menyerahkan tongkat estafet PON kepada Aceh dan Sumatera Utara yang bakal menjadi tuan rumah PON 2024.

Lukas Enembe didampingi Ketua Harian PB PON Papua Yunus Wonda mengembalikan bendera PON kepada Ketua Umum Komite Olahraga Nasional (KONI) Marciano Norman yang kemudian menyerahkan bendera PON kepada Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah yang mewakili Gubernur Aceh, dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.

Sebelum itu Wakil Presiden Indonesia, KH Ma'ruf Amin beserta istri memasuki stadion. Kedatangan kedua tokoh penting Indonesia itu pun disambut kemeriahan penonton yang hadir di stadion ini. (*)

Post a Comment

1 Comments

Andy irawan said…
Kerja utk pembangunan dan persatuan... Mantaap. Turut berbangga dengan yang telah dikerjakan. ����