Subscribe Us

Header Ads

Kisah Tanara

BERBAGI KISAH: Saya dan keluarga KH Ma'ruf Amin.


Suatu hari saya berbincang santai dengan Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin. Tetapi perbincangan ini tidak bersentuhan dengan kapasitas beliau sebagai orang nomor dua di republik ini. Ketika berbicara, saya menangkap beliau ingin memosisikan dirinya sebagai kiai Nahdlatul Ulama dari Banten.

Saat itu, Abah--begitu kebiasaan saya menyapa beliau dalam situasi non-formal, terlihat bersemangat menceritakan kakek buyutnya Syekh Nawawi Al Bantani, seorang ulama besar yang pernah menjadi Imam Besar di Masjidil Haram, Makkah.

Abah berkisah tentang nilai-nilai perjuangan, tuntunan, dan keilmuan yang diwariskan oleh Syekh Nawawi al-Bantani. Sebagai seorang fakih mazhab Syafii, tasawuf dan ahli tafsir, Syekh Nawawi al-Bantani adalah inspirator Abah.

Dunia Islam mengakui bahwa Syekh Nawawi al-Bantani adalah seorang ulama dan intelektual yang sangat produktif menulis kitab. Jumlah karyanya tidak kurang dari 115 kitab yang meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis. 

SILSILAH AL BANTANI: Foto keluarga dan silsilah pengasuh Ponpes An Nabawi terpajang di rumah KH Ma'ruf Amin yang menyatu di dalam kompleks pondok pesantren.


Nama besar Syekh Nawawi Al-Bantani bahkan dimasukkan dalam sebuah kamus bahasa Arab terbesar al-Munjid bersama presiden pertama Indonesia Sukarno. Dalam kamus tersebut, Bung Karno disebut sebagai tokoh politik yang memerdekakan Indonesia dari Belanda. Sementara Syekh Nawawi disebut sebagai seorang fakih mazhab Syafii, seorang ahli tasawuf dan seorang yang unggul di bidang tafsir.

“Karena mudah dibaca dan dipahami, buku-buku yang ditulis Syekh Nawawi menjadi rujukan pesantren-pesantren di Indonesia, Malaysia, di mana-mana, bahkan di Mesir,” kata Abah.

Nilai-nilai keteladanan Syekh Nawawi al-Bantani seringkali disampaikan oleh Abah dalam pelbagai kesempatan. Semangat dalam menuntut ilmu agama hingga menjadi ulama besar dunia selalu Abah tekankan kepada santri dan santriwati. Pun ketika menghadiri Haul Ke-129 Syekh Nawawi Al-Bantani di Pondok Pesantren Tanara, Banten.

Pondok Pesantren An Nawawi yang didirikan pada 2001 ini merupakan wujud pengabdian dan hormat Abah kepada Syekh Nawawi al-Bantani sebagai leluhurnya. Pun dengan alasan pemberian nama pesantren tersebut.

BENTUK PENGHORMATAN: KH Ma'ruf Amin di Ponpes Tanara. Pemberian nama Ponpes An Nabawi al Bantani merupakan bentuk penghormatan KH Ma'ruf Amin kepada leluhurnya.


Sudah beberapa kali saya berkunjung ke pondok pesantren yang berlokasi di Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten ini.

Saya cukup mengetahui perkembangan dari waktu ke waktu ponpes asuhan Abah ini. Abah telah bercerita banyak tentang ponpes yang menjadi ladang pengabdiannya itu.

Sejak awal pendiriannya, ponpes asuhan Abah tak pernah menarik biaya pendidikan kepada santri-santrinya. Oleh Abah, santri-santrinya digratiskan dari biaya apa pun. Mengingat, peserta pendidikan dari ponpes tersebut kebanyakan dari keluarga tidak mampu.

Pendirian ponpes ini murni bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keimanan dan ketaqwaan sehingga menyumbangkan kesejahteraan masyarakat.

Seluruh biaya pendidikan MI, MTs, MA hingga Sekolah Tinggi Ilmu Fiqih (STIQ) dibebaskan. Santri hanya membayar uang makan bulanan.

Seiring waktu, ponpes An Nawawi semakin berkembang dan jumlah santrinya terus meningkat dari berbagai daerah di Tanah Air. Semakin banyak pula anak-anak yang bisa menikmati pendidikan.

MISI KEUMATAN: Pendirian Ponpes An Nawawi bermisikan mencetak SDM tangguh yang memiliki keimanan dan ketakwaan.


Rumah Abah juga menyatu di kompleks tempat pendidikan berbasis Islam itu. Di rumah beliau, kita bisa melihat beberapa foto beliau dengan pembesar agama Islam lain. Foto-foto itu terpajang di dinding rumah. Tampak pula pigura besar berisi silsilah pengasuh pesantren. Di urutan paling atas, ada Nabi Muhammad SAW.

Rumah Abah di Tanara selalu penuh saat haul atau peringatan lainnya. Kebiasaan di organisasi Nahdlatul Ulama (NU), warga Nahdliyin selalu berkumpul di rumah kiai sepuh untuk memperingati hari besar Islam.

Pada lahan seluas 9 hektare, belasan bangunan tampak berdiri. Terdapat masjid besar di tengah kompleks, berdekatan dengan asrama santri laki-laki. Di belakang masjid terdapat pemakaman keluarga. Ada sekitar 2.000 santri dan santriwati yang menuntut ilmu di Ponpes An Nawawi Tanara.

DILENGKAPI RUSUN: Dua rumah susun (rusun) bagi santri dan santriwati yang dibangun Kementerian PUPR telah berdiri di ponpes milik KH Ma'ruf Amin.


Dua rusun yang menjadi hunian santri dan santriwati juga telah berdiri. Seluruh unit hunian di rusun telah dilengkapi dengan furnitur seperti tempat tidur, lemari pakaian dan meja kursi belajar.

Ponpes milik Abah juga memiliki sejumlah fasilitas seperti laboratorium komputer, perpustakaan, kantin, aula pertemuan, ruang kelas representatif,  ruang simulasi sidang, pabrik roti kecil, bank wakaf mikro, dan koperasi, hingga internet dan hotspot area.. Ada juga supermarket bernama Lembaga Ekonomi Umat (LEU).

Berlatar belakang ekonomi syariah, Abah meyakini umat Islam termasuk alumni pesantren memiliki peluang besar untuk maju dan sejahtera. Pemerintah terus membangun ekosistem bagi pemberdayaan ekonomi umat, baik dari sisi pasar, permodalan, ataupun hal-hal teknis. Namun menurut Abah, terwujudnya kemandirian tersebut tetap bergantung pada kemauan dan ikhtiar yang kuat dari umat itu sendiri.

HAUL: KH Ma'ruf Amin pada peringatan haul ke-129 Syekh Nawawi al-Bantani.


Bagi Abah, Tanara menyimpan potensi wisata religi. Ada jejak ulama besar Syekh Nawawi al-Bantani di Tanara. Pesan untuk mengembangkan Tanara sebagai kawasan wisata religi telah disampaikan kepada Pj Gubernur Banten Al Muktabar.

Menutup tulisan ini, mari kita mengingat kembali nasihat-nasihat Syekh Nawawi al-Bantani yang ditulis dalam kitab “Nasha’ihul – Ibad”.

“Berbuat baiklah kita kepada sesama walau sekecil apa pun, karena kita tidak pernah tahu, dari perbuatan baik yang mana Allah Swt memberikan rahmat-Nya”.

Semoga Allah Swt senantiasa membimbing kita dan anak-anak keturunan kita, keluarga kita semuanya. Dan semoga Allah Swt menggolongkan kita ke dalam golongan orang yang saleh. Aamiin. (*)

Post a Comment

0 Comments