Subscribe Us

Header Ads

Kali Kedua di Banua Banjar

MTQ DI BANUA BANJAR: Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin setibanya di Astaka Utama Kiram Park, venue utama MTQ Nasional ke-29 yang menjadi lokasi pembukaan acara.

TAK banyak provinsi yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional sebanyak dua kali. Dari yang sedikit itu, Provinsi Kalimantan Selatan adalah salah satunya.

Kali pertama, Kalsel menjadi tuan rumah MTQ pada 1970. Setelah 52 tahun, Kalsel kembali menjadi tuan rumah. Ya, MTQ Nasional ke-29 pada tahun ini berlangsung di Bumi Lambung Mangkurat. Rabu (12/10) malam, MTQ Nasional ke-29 resmi digelar di Astaka Utama Kiram Park, Kabupaten Banjar. Saya hadir mendampingi Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada pembukaannya.

OPENING CEREMONY: Sebanyak 1.676 kafilah dari 34 provinsi mengikuti MTQ ke-29 di Provinsi Kalimantan Selatan.


Selain Kalsel, ada tiga provinsi lain yang juga telah melaksanakan dua kali penyelenggaraan MTQ, yakni Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera Utara.

Bagi urang Banjar, Islam adalah identitas dan ciri pengenal utama mereka. Tidak heran apabila masyarakat Kalsel menyambut dengan suka cita syiar Islam melalui perhelatan MTQ.

Banua Banjar memang dikenal sebagai tanah kelahiran ulama-ulama besar. Siapa tak mengenal Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Karya-karya tulisnya di bidang keagamaan bak sumur yang tak pernah kering untuk digali. Tidak mengherankan bila seorang pengkaji naskah ulama Melayu berkebangsaan Malaysia menjulukinya sebagai “Matahari Islam Nusantara”.

PENANDA DIMULAI: Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin resmi membuka perhelatan MTQ ke-29 di Provinsi Kalimantan Selatan.


Tokoh ulama besar lainnya adalah KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul. Lahir pada 11 Februari 1942 di Desa Dalam Pagar, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar.

Fenomena selalu mewarnai saat haul Guru Sekumpul diperingati. Haul Tuan Guru Karismatik yang wafat pada 10 Agustus 2005 selalu menjadi kegiatan yang luar biasa. Kawasan Sekumpul berubah menjadi lautan jamaah tatkala haul berlangsung. Jamaah yang datang tidak hanya dari Pulau Kalimantan, namun juga dari penjuru Nusantara, bahkan mancanegara.

Aruh terbesar di Kalsel ini membuat persiapan haul sudah dilakukan sejak empat bulan sebelum kegiatan. Ini dapat dimaklumi, karena jamaah yang hadir terus meningkat setiap tahunnya. Sejak hari pertama hingga acara puncak haul, jamaah tumpah ruah hadir. Hamparan manusia terlihat hingga berkilometer jaraknya dari titik utama Musala Ar-Raudhah.

Syiar Islam di Banua Banjar memang begitu kuat. Bagi urang Banjar, menjadi urang alim adalah dambaan. Sebuah prestise tersendiri. Memiliki anak yang sekolah agama menjadi kebanggaan keluarga. Tiada lengkap sebuah keluarga tanpa seseorang di antaranya yang berpengetahuan agama.

BERTEMU DI KALSEL: Bersama Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Tri Budi Utomo.


Gema syiar Islam di Bumi Ulama itu akan semakin terlihat selama perhelatan MTQ Nasional berlangsung sejak 10 Oktober hingga 19 Oktober mendatang. Panitia melaporkan MTQ ke-29 diikuti 1.676 peserta dari 34 provinsi dan 135 dewan hakim.

MTQ Nasional di Kalsel ini memiliki 12 venue lomba. Enam venue di Kabupaten Banjar, empat venue di Kota Banjarbaru dan dua venue di Kota Banjarmasin. Venue utama di Kiram Park, Masjid Agung Al-Karomah Martapura Kabupaten Banjar, Masjid Bambu KH Abdul Qadir Hasan Kabupaten Banjar, Masjid Nurul Iman Kota Banjarbaru, aula serba guna Mesjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin.

SEMARAK MTQ: Momen pembukaan MTQ ke-29 di Kiram Park, Rabu (12/10) malam.


Selanjutnya di Masjid Jami Banjarmasin, perkantoran Pemprov Kalsel di Kota Banjarbaru, Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin di Kota Banjarbaru, auditorium Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin di Kota Banjarbaru.

Juga di Institut Agama Islam Martapura Kabupaten Banjar, serta Madrasah Tahfiz Darussalam Martapura, Kabupaten Banjar.

Dari beberapa venue itu, yang istimewa adalah Masjid Agung Al Karomah Martapura. Masjid kebanggaan warga Martapura ini seringkali menjadi tempat persinggahan peziarah sebelum melakukan perjalanan ziarah ke makam para ulama dan habaib yang tersebar di Bumi Serambi Makkah.

VENUE ISTIMEWA:Masjid Agung Al Karomah, salah satu venue MTQ ke-29 di Kalimantan Selatan.

Memiliki daya tampung 10 ribu jamaah, masjid ini bukanlah masjid pertama dan tertua di Kabupaten Banjar. Masjid ini merupakan masjid kedua yang dibangun di Kota Martapura. Berada di lokasi berbeda dari masjid asalnya. Dulu bernama Masjid Jami Martapura. Awalnya berlokasi di Desa Pesayangan atau depan Pondok Pesantren Darussalam Martapura.

Masa penjajahan Belanda, Kampung Pesayangan dan Masjid Jami Martapura yang menjadi benteng para pejuang dibakar oleh Belanda. Setelah itu masyarakat Martapura ingin membangun masjid yang lebih besar. Kemudian dibangunlah Masjid Agung Al Karomah pada 1863.

Saya memang tak lama di Banua Banjar. Hanya dua hari. Tetapi denyut syiar Islam di tanah para ulama itu sangat terasa. Suatu waktu, saya ingin merasakan langsung pengalaman spiritual menghadiri haul Guru Sekumpul yang fenomenal itu. Inshaallah. (*)

Post a Comment

0 Comments