Subscribe Us

Header Ads

Sesuatu di Jogja Kali Ini


JEJAK PERJUANGAN: Kami dan rombongan bersama Wapres KH Ma'ruf Amin dengan latar belakang Istana Kepresidenan Jogjakarta.


BENAR kata Adhitia Sofyan. Selalu ada sesuatu di Jogja. Seperti lagunya “Sesuatu di Jogja”. Jogja memang istimewa. Kota ini seperti terbalut mantra. Yang selalu menyeret langkah kaki untuk datang kembali. Menengoknya lagi dan lagi. Seperti bait lirik “Sesuatu di Jogja”, aku percaya selalu ada sesuatu di Jogja.

Jogja ibarat “gadis cantik” yang terus bersolek. Dengan cerita-ceritanya yang selalu membuat kangen. Dari Jogja lalu tercipta cerita. Tentang masa lalu yang menjadi pijakan masa kini.

Ah, betapa waktu seperti lesakan peluru. Cepat sekali. Obrolan puluhan tahun lalu di kantin kampus Universitas Islam Indonesia (UII) seperti baru terjadi kemarin. Kisah yang tak mungkin terulang, namun masih tersimpan di memori.

Jogja, aku kembali. Dengan cerita masa kini. Dengan pengalaman baru. Menginap di Gedung Istana Negara Jogjakarta. Untuk kali pertama. Kesempatan “historical” yang saya dapatkan ketika mendampingi kunjungan kerja Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin ke Jogja, Senin (24/10/2022).

FOTO PEMIMPIN RI: Foto-foto Presiden RI dari masa ke masa terpajang di Museum Istana Kepresidenan Jogjakarta.


Di Kota Gudeg, Wapres menghadiri dua agenda yakni Peringatan Hari Santri Nasional 2022 yang diselenggarakan Pesantren Muhammadiyah Boarding School Prambanan, Sleman, dan menyampaikan pidato kebangsaan di Universitas Alma Ata.

Jogja tidak hanya menawarkan keindahan alam dan budaya. Lebih dari itu. Berkunjunglah ke Gedung Istana Negara atau sering disebut Gedung Agung. Meski Gedung Agung sudah terbuka untuk umum sejak 2014, bagi saya inilah kunjungan kali pertama. Dan menginap di sini. Di kamar nomor 112. Inilah cerita sesuatu di Jogja kali ini.

GEDUNG AGUNG: Di gedung ini tersimpan benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan perjalanan Istana Kepresidenan Jogjakarta.


Sejatinya, wisata ke Istana Kepresidenan Jogja sudah dibuka untuk umum sejak 1998. Tetapi pada waktu itu, diperlukan surat prosedural untuk masuk. Berbeda dengan sekarang, cukup meninggalkan KTP sudah bisa masuk.

Gedung Agung terletak di sudut Jalan Malioboro dan Jalan Ahmad Dahlan. Buka setiap Senin – Sabtu pukul 09.00 WIB – 15.00 WIB. Sementara Minggu dan libur nasional tutup.

Gedung Agung menyimpan berbagai koleksi benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan perjalanan Istana Kepresidenan ini. Memasuki Gedung Agung, arca batu kuno setinggi 3,5 meter menyambut. Melihatnya dari kejauhan tampak seperti sebatang lilin besar, sehingga banyak yang menyebutnya patung lilin.

Ruang Garuda yang berada di tengah gedung utama menjadi ruang pertama sebagai penyambut tamu negara. Di dalamnya terdapat dua ruang tamu yakni Ruang Soedirman di sebelah selatan dan Ruang Diponegoro di sisi utara.

KOLEKSI LUKISAN: Museum Istana Kepresidenan Jogjakarta juga memiliki koleksi lukisan-lukisan karya pelukis ternama Indonesia. 


Jejak revolusi tersimpan di gedung ini. Tatkala Ibu Kota Negara berpindah ke Jogja, di sinilah kabinet RI dilantik. Ruangan itu juga dijadikan tempat sidang kabinet, pelantikan Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat pada 3 Juni 1947, serta pelantikannya sebagai pucuk pimpinan Angkatan Perang Republik Indonesia pada 3 Juli 1947.

Sementara Ruang Soedirman digunakan untuk mengenang perjuangan Jendral Soedirman saat melawan Belanda. Di ruangan ini pulalah Jenderal Soedirman pamit untuk melakukan perang gerilya.

Sedangkan Ruang Diponegoro digunakan untuk mengingat kembali perjuangan Diponegoro saat melawan penjajah. Lukisan Pangeran Diponegoro yang sedang berkuda menghiasi ruangan ini.

JALAN PAGI: Bersama Wapres RI KH Ma'ruf Amin berolahraga pagi d Benteng Vredeburg.


Selain berfungsi sebagai museum, Istana Kepresidenan Jogjakarta, juga menyimpan berbagai koleksi seni dan cenderamata berbagai tamu negara yang berkunjung.

Koleksi lukisan-lukisan para pelukis ternama Indonesia juga dapat anda nikmati di sini. Dari presiden pertama, Soekarno sampai Presiden Joko Widodo.

Seperti biasa, Wapres KH Ma’ruf Amin dan Ibu Wury Ma’ruf Amin menyempatkan berolahraga pagi pada Selasa (25/10/2022). Museum Benteng Vredeburg yang letaknya tak jauh dari Istana Kepresiden menjadi pilihan. Kepala Museum Benteng Vredeburg Suharja mendampingi Wapres Ma’ruf Amin dan memberikan penjelasan. Wapres Ma'ruf Amin sangat mengapresiasi kehadiran museum sebagai sarana pendidikan bagi generasi muda.

Sekadar diketahui, Benteng Vredeburg merupakan benteng kolonial yang menjadi saksi bisu peristiwa bersejarah di Jogjakarta. Benteng ini mulai dibangun pada abad ke-18, tepatnya pada 1760. Dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I atas permintaan pihak Belanda.

AYO KE MUSEUM: Berfoto dengan latar belakang Museum Benteng Vredeburg.


Saat itu, Belanda berdalih bahwa pembangunan benteng ini dimaksudkan untuk menjaga keamanan keraton. Namun, keberadaan benteng ini sebenarnya untuk memudahkan pengawasan pihak Belanda terhadap segela kegiatan Keraton Jogjakarta. Sejak 1992, bangunan benteng ini diubah menjadi Museum Khusus Perjuangan Nasional dengan nama Museum Benteng Vredeburg.

Dari Gedung Agung dan Benteng Vredeburg, Kota Jogja memberi pelajaran tentang eksistensi museum sebagai daya tarik wisata. Museum dapat menjadi pilihan masyarakat untuk berekreasi sekaligus belajar. Ayo berkunjung ke museum! (*)

Post a Comment

0 Comments