Wisata Pertanian Kita

CERITA DARI GUNUNG KALER:  Agro Eduwisata Guler Farm Nature di Desa Kandawati, Kecamatan Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang.

BERTAMBAH lagi destinasi wisata di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Rabu, 5 Oktober 2022 lalu saya datang ke sini. Namanya Guler Farm Nature. Guler kependekan dari Gunung Kaler -- nama kecamatan. Berada di desa Kandawati.

Sesuai namanya Guler Farm Nature menawarkan pemandangan. Lebih spesifik lagi menawarkan pemandangan persawahan. Tetapi bukan sekadar persawahan. Di sini dilengkapi beragam fasilitas dan spot-spot foto yang instagrammable.

Hari itu Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin me-launching Guler Farm Nature. Inilah tempat wisata masyarakat. Yang murah dan mudah dijangkau. Sebuah model percontohan pengembangan dan pengelolaan lahan pertanian modern yang dipadukan dengan wisata edukasi atau agro eduwisata.

DIRESMIKAN: Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat berkunjung dan meresmikan Guler Farm Nature, Rabu (05/10/2022).

Program pengembangan agro eduwisata sejatinya sudah berjalan cukup lama. Tersebar di banyak daerah. Guler Farm Nature hanyalah satu dari yang sudah banyak itu. Tren pariwisata sekarang memang berubah ke arah wisata edukasi alam. Pengelola agro eduwisata berupaya menawarkan sebuah kenangan, pengalaman, dan memberikan pengetahuan tentang pertanian kepada pengunjung.

SPOT FOTO: Satu dari beberapa spot foto instagrammable yang ada di Guler Farm Nature.

Kita melihat bergesernya tren ke wisata edukasi ini ditangkap dengan baik oleh pelaku kepariwisataan di berbagai daerah. Termasuk di wilayah perkotaan. Kini Ruang Terbuka Hijau (RTH) berkonsep agro eduwisata mulai banyak dibangun.

Seperti taman pada umumnya, agro eduwisata ini penuh tanaman. Namun, bukan sekadar tempat penyejuk atau pelepas penat, di lokasi ini tersedia pula sarana edukasi untuk belajar pertanian.

Pengembangan pertanian perkotaan merupakan salah satu cara untuk membangun kota yang berkelanjutan. Program urban farming dan agro eduwisata merupakan cara untuk memastikan ketahanan pangan.

WISATA PERTANIAN: Konsep agro eduwisata di Guler Farm Nature. Konsep ini mulai banyak dikembangkan di sejumlah daerah.

Yang pasti, agro eduwisata bukan semata bisnis menjual jasa pemandangan indah dan udara segar. Ada peran lain yakni sebagai media promosi produk pertanian dan media pendidikan masyarakat.

Agro eduwisata memberikan signal bagi peluang pengembangan diversifikasi produk agribisnis dan berarti pula dapat menjadi kawasan pertumbuhan baru wilayah.

Pengelola Guler Farm Nature telah memainkan peran tersebut. Potensi pertanian di desa Kandawati dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi destinasi wisata pertanian baru.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengapresiasi ide Guler Farm Nature untuk mengubah lahan seluas 3 hektare dan menjadikannya tempat wisata merakyat yang menawarkan pesona pemandangan persawahan. Wapres mendorong pertanian menjadi salah satu bantalan demi mengantisipasi krisis ekonomi dunia yang diramalkan terjadi pada 2023.

EDUKASI MINAPADI: Wapres KH Maruf Amin dan Mentan Syahrul Yasin Limpo berbincang santai di Guler Farm Nature.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang mendampingi Wapres Ma’ruf Amin menjelaskan, agro eduwisata Guler Farm Nature merupakan program pemerintah dengan beberapa pondok pesantren yang akan menjadi percontohan di beberapa provinsi.

Dengan kelembagaan yang kuat, keberadaan Guler Farm Nature diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat dari aspek pemberdayaan.

Beberapa fasilitas yang tersedia di Guler Farm Nature di antaranya percontohan system digital farming dan rumah kaca, restoran, serta cofffeshop.

“Guler farm nature merupakan spot agro eduwisata minapadi. Untuk sementara jam operasional mulai pukul 09.00 sampai pukul 19.00,” ujar Abdurrahman Albantani, pengelola Guler Farm Nature.

HASIL PANEN: Produk pertanian Guler Farm Nature.

Saya meyakini pendapatan masyarakat petani menjadi lebih beragam dengan keberadaan agro eduwisata Guler Farm Nature. Inilah contoh inovasi pertanian dengan mengembangkan produk wisata  memanfaatkan potensi sumber daya lokal. (*)