Subscribe Us

Header Ads

Terima Kasih, Maroko!

CINTA KELUARGA: Nilai penghormatan kepada orangtua, lebih khusus kepada ibu diperlihatkan pemain Maroko usai memenangkan pertandingan.

SUNGGUH petualangan yang fantastis dan bersejarah dari Hakim Ziyech bersama Singa Atlas. Tidak ada yang menyangka Maroko bisa melangkah sejauh ini. Maroko adalah The real team underdog di Piala Dunia tahun ini.

Sebuah perjalanan yang luar biasa di Piala Dunia 2022. Meski tersingkir, para pemain dan official tim Maroko tetap bersyukur atas pencapaian yang mereka raih. Sempat memberi perlawanan kontra Prancis di babak semifinal, namun sayang tak mampu mencetak gol. 

Prancis memang menyuguhkan permainan level top. Maroko bertahan terlalu dalam di awal gol pertama. Efek start Maroko dengan memainkan lima bek, membuat Raphael Varane memiliki banyak waktu untuk memberikan umpan kunci kepada Griezmann. Bukan umpan “akurat” tapi dieksekusi dan diterima dengan cerdik sehingga pemain bernomor punggung 7 ini bisa lepas.

Eksekusi umpan Varane berhasil memancing Jawad El Yamiq untuk intersep, namun gagal. Memang tidak tercatat assist-nya, tapi lagi-lagi dia punya peranan penting. Umpan Griezmann memang gagal dieksekusi Mbappe. Tapi lihat daya “gravity”-nya mampu menarik banyak pemain Maroko sehingga Theo Fernandez bebas. Eksekusi brilian dilakukan pemain AC Milan ini. Inilah gol tercepat di semifinal Piala Dunia dalam 64 tahun. Gol cepat ini membuat Prancis lebih nyaman menjalani game plan defend counter.

Prancis sukses menggandakan keunggulan pada menit ke-79 lewat gol Muani. Berawal dari pergerakan individu Mbappe, bola rebound sukses dicocor Muani menjadi gol.

Apakah Maroko kalah? Tentu tidak! Maroko memiliki kemenangan yang lain. Maroko telah memenangkan laga ini dari aspek moralitas, etika, dan kemanusiaan. Ada penampakan nilai-nilai kemanusiaan yang mulai dilupakan dunia Barat, khususnya menghormati orangtua, dan lebih khusus ibu.

JUARA DI HATI: Meski gagal melaju ke final Piala Dunia 2022 setelah ditumbangkan Prancis, tim Maroko tetap bersyukur atas pencapaian yang diraih.


Wakil Benua Afrika di Piala Dunia 2022 ini telah membuka mata dunia tentang adab mulia. Bahwa yang tak mungkin menjadi mungkin dengan kuasa Allah. Masyaallah, luar biasa perjalanan tim Maroko.

Ditumbangkan Prancis sebagai tim unggulan, kuda hitam Maroko tetap sujud syukur. Apa pun hasilnya. Pemuda-pemuda yang luar biasa. Mereka mengingatkan kita bahwa semua yang kita kejar dalam hidup ini hanya untuk satu tujuan. Mereka memang tidak memenangkannya, tetapi mereka telah memenangkan semua hati kita. Membuat umat muslim bangga dan mengingatkan kita pada hal-hal penting dalam hidup ini.

Dari mereka muncul contoh-contoh baik bagi generasi muda kita: laki-laki yang mengingat Allah, mencintai orangtua, mengingat umat, juga tidak lupa mengibarkan bendera kaum tertindas Palestina. Semoga Allah membimbing mereka dan kita semua untuk menjadi muslim terbaik.

Anak-anak muda Maroko memberi pesan tentang bersyukur. Apa pun hasilnya, mereka sudah berusaha. Hasil akhir kembali kepada Allah. Mereka memberi pelajaran kepada kita tentang rasa syukur dan pasrah kepada Allah.

Seperti biasa, akan selalu ada “juara” di hati masyarakat pada setiap turnamen. Maroko telah memenangkan hati dan rasa hormat semua pecinta sepakbola. Respek setinggi-tingginya untuk perjuangan Singa Atlas. Terima kasih, Maroko! (*)

Post a Comment

0 Comments