Subscribe Us

Header Ads

Berkumpul di Sekumpul


HAUL SETELAH PANDEMI: Kami bersama Wapres K.H. Ma'ruf Amin disambut keluarga besar Tuan Guru Sekumpul setibanya di Kampung Keramat.


KESEMPATAN ini akhirnya datang. Berkumpul di Sekumpul. Melebur bersama ribuan jamaah di haul ke-18 Guru Sekumpul. Tahun ini acaranya dipusatkan di Kediaman Pribadi Gubernur Kalimantan Selatan, Jalan Kertak Baru Kampung Keramat, Kalimantan Selatan pada Kamis (26/01/2023) malam.

Bagi para pecintanya, Haul Guru Sekumpul menjadi tempat menumpahkan kerinduan. Siapa pun yang berkumpul di sini, pasti merasakan getaran-getaran spiritual yang menghujam hati.

Merasakan langsung atmosfer Haul Guru Sekumpul, saya melihatnya dengan perasaan takjub. Di sini, kita tak sekadar mendapat kenikmatan iman. Fenomena lain yang bisa kita lihat yakni interaksi sosial masyarakatnya.

Tidak sulit untuk menyimpulkan mengapa lautan manusia berdatangan dan menutup seisi kota Martapura. Jika kita bertanya kepada para jamaah tentang alasan mereka menghadiri Haul Guru Sekumpul, sebagian besar jamaah memiliki jawaban yang sama: karena rasa cinta dan rindu mereka terhadap Tuan Guru Sekumpul.

Haul Guru Sekumpul telah bermetamorfosis dari kegiatan keagamaan yang sakral menjadi bagian dari budaya populer. Yang menarik dari segala fenomena yang terlihat adalah peran penduduk kota Martapura sebagai tuan rumah. Sejak jauh-jauh hari mereka mempercantik kota dengan memasang umbul-umbul dan bendera-bendera.

DI TANAH PARA ULAMA: Kami bersama Wapres K.H. Ma'ruf Amin dan Ibu Wury Ma,ruf Amin setibanya di Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.


Ucapan “Selamat datang para jamaah haul Guru Sekumpul” melalui spanduk-spanduk terpancang di setiap jalan hingga gang. Tanpa instruksi dari pemerintah setempat atau dari keluarga besar Tuan Guru Sekumpul dan panitia penyelenggara haul, masyarakat menyediakan sarana akomodasi dan konsumsi bagi para jamaah yang datang dari daerah-daerah yang jauh secara gratis.

Masjid, surau, pertokoan, perkantoran, bahkan rumah-rumah pribadi disulap menjadi penginapan bebas biaya. Di tempat menginap, jamaah juga dilayani makan harian dan kudapan. Juga gratis.

Konsumsi untuk para jamaah tak hanya disajikan di penginapan-penginapan, melainkan juga di jalan-jalan dan seputar arena pelaksanaan haul. Sejak masa kedatangan hingga kepulangan jamaah ke dan dari arena haul, penduduk kota Martapura dengan senang hati membagi-bagikan makanan, minuman dan camilan gratis bagi para jamaah hampir di setiap sudut kota.

Sebagian mereka bahkan mendirikan posko-posko masak agar makanan yang disajikan kepada para jamaah adalah makanan yang berkualitas. Para dermawan itu tak hanya berasal dari kalangan atas, tetapi juga dari kalangan menengah ke bawah yang rela menyisihkan simpanan uangnya demi memberi makan tamu kota yang ingin beribadah.

Tidak hanya penduduk kota Martapura, layanan konsumsi untuk jamaah haul juga disediakan oleh penduduk kota-kota di Kalimantan Selatan.

Konon, kesukarelaan tersebut merupakan wujud penerapan wasiat Guru Sekumpul agar melayani tamu-tamu beliau dan orang-orang yang datang untuk beribadah ke Sekumpul tanpa meminta balas jasa.

Sebagai penduduk kota pusat syi’ar Tuan Guru Sekumpul, ada kebanggaan tersendiri ketika kota ini didatangi oleh para jamaah. Haul Guru Sekumpul telah menciptakan multiflier effect. Kota Martapura menjadi ramai dan keramaian itu memengaruhi berbagai sektor kehidupan penduduk.

GETAR SPIRITUAL: Merasa bersyukur bisa merasakan langsung atmofer Haul Guru Sekumpul.


Kebanggaan identitas itu mencapai momentum puncaknya ketika dilaksanakan upacara seremonial tahunan berupa Haul Guru Sekumpul. Diekspresikan melalui pelayanan istimewa bagi jutaan jamaah yang datang ke kota Martapura.

Tahun ini menjadi haul ke-18. Setelah dua tahun terhenti karena pandemi Covid-19. Harus diakui, kepopuleran pemilik nama asli K.H. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari, telah melintas di antara tiga generasi. Melalui platform digital, kepopuleran Guru Izai terus digaungkan oleh generasi milenial. Tidak heran jika setiap tahun banyak kalangan yang semakin berlomba-lomba ikut memeriahkan, bahkan memberi segala macam bantuan untuk acara haul sang guru.

Haul Guru Sekumpul merupakan potret betapa sosok beliau sebagai ulama yang santun, lemah lembut menjadi cermin bagi masyarakat. Sebisa mungkin, mereka meniru akhlaknya, mengamalkan apa yang dipesankannya, dan menghidupkan tradisi-tradisi keagamaan yang telah dibawanya.

PEMBAWA BERKAH: Wapres K.H. Ma'ruf Amin memberikan sambutan pada Haul ke-18 Tuan Guru Sekumpul, Kamis (26/01/2023) malam.


Haul ke-18 Guru Sekumpul semakin memiliki makna dengan hadirnya Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin. Bagi Wapres, Guru Izai merupakan sosok ulama saleh dan bertakwa yang memberi keberkahan kepada orang lain, tidak hanya semasa hidupnya, tetapi juga sesudah wafatnya.

"Kita bersyukur bisa hadir pada haul beliau, semoga kita mendapat keberkahan. Karena beliau adalah orang saleh, dan orang saleh itu memberikan keberkahan tidak hanya pada waktu hidupnya tetapi sesudah wafatnya," kata Kiai Ma'ruf dalam sambutannnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia ini menyebut Abah Guru Sekumpul memiliki kiprah dan sumbangsih sangat besar bagi umat. Tak hanya ulama paling masyhur di wilayah Kalimantan dan Jawa, tetapi juga sampai ke dunia internasional.

Karena itu, Kiai Ma'ruf tak heran jika Abah Guru Sekumpul juga banyak dicintai banyak orang. Ini dibuktikan dengan banyak orang yang menyebut kebaikannya baik semasa hidup hingga setelah meninggal dunia pada 2005 lalu.

"Kegembiraan di dunia itu antara lain, yaitu dicintai oleh manusia, dicintai orang, dengan orang menyebut kebaikan tentang dia. Saya kira beliau dicintai banyak orang, dan orang menyebut kebaikan dia," katanya.

AGAR AMAN: Bersama Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Tri Budi Utomo yang turut memantau langsung pelaksanaan acara Haul Guru Sekumpul.


Wapres juga menyebut Abah Guru Sekumpul termasuk sebagai orang-orang saleh yang dibutuhkan negeri ini. Sebab, tidak hanya menyiarkan ajaran Islam tetapi juga doa orang-orang saleh dikabulkan oleh Allah SWT.

Dari Haul Guru Sekumpul, masyarakat kota Martapura menampilkan kedamaian Islam yang dibawa oleh Tuan Guru Sekumpul. Ini menunjukkan masyarakat semakin rindu pada ulama dengan pribadi yang sejuk dan mampu menjadi panutan. Sosok-sosok pembawa kedamaian dan rahmat Tuhan. (*)

Post a Comment

0 Comments