Subscribe Us

Header Ads

Menapaktilasi Negeri Imam Bukhari

JEJAK PERADABAN ISLAM: Kami bersama rombongan wapres saat berkunjung ke komplek pemakaman yang dibangun pada abad XI hingga XII di kota Samarkand, Uzbekistan. Di sini sepupu dari Baginda Nabi Muhammad SAW yakni Qatsam Ibn Abbas bin Abdul Muthalib RA dimakamkan.

Uzbekistan. Ia adalah sebuah dataran tua di Asia Tengah yang hidup dengan banyak legenda dan sastra. Peradaban Islam di abad pertengahan menjadi pemandangan nan eksotik. Itulah Uzbekistan. Sebuah negeri yang terkenal dengan jalur sutera yang menghubungkan benua Eropa dan Asia melalui Cina sejak dulu.

KESEMPATAN ini datang tak terduga. Pemberitahuan resmi dari Sekretariat Wakil Presiden RI terkirim ke ponsel saya. Berisikan daftar nama yang akan mendampingi lawatan Wakil Presiden RI K.H. Ma’ruf Amin ke Uzbekistan.

Tanggal keberangkatan telah dipastikan. Pada Senin, 12 Juni lalu. Pukul 10.00 WIB, pesawat Garuda Indonesia-2 Airbus 330 menerbangkan kami dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Bandara Internasional Islam Karimov Tashkent, Uzbekistan.

Serangkaian kegiatan telah menanti Wapres setibanya di Uzbekistan. Di antaranya bertemu dengan Perdana Menteri Uzbekistan Abdulla Aripov. Selain itu, juga bertemu dengan diaspora Indonesia dan para pelaku usaha industri halal Uzbekistan.


ISLAMIC CIVILIZATION CENTER: Di Tashkent, keberadaan Islamic Civilization Center tidak kami lewatkan. Di sini, kisah sejarah para ulama ternama, seperti Qonuni Mas'udiy, Al-Biruni, hingga Ibnu Sina tersaji.

Selain berkunjung ke Kota Tashkent, kami juga singgah ke kota Samarkand. Di kota bersejarah dan dianggap sebagai persimpangan budaya dunia ini, telah berlangsung pertemuan antara Wapres dengan Gubernur Samarkand Erkinjon Turdimov.

Sejarah perdagangan dunia mencatat bahwa Indonesia dan Uzbekistan memiliki peran strategis dalam tatanan global dan regional. Indonesia merupakan bagian dari Jalur Rempah (spice routes), sedangkan Uzbekistan menjadi bagian dari rute Jalur Sutra (silk routes).

Mengakhiri lawatan di Kota Tashkent, kami mengunjungi Museum Amir Timur yang merupakan raja kebanggaan masyarakat Uzbekistan dan memiliki pengaruh besar dalam penaklukan-penaklukan dunia Islam di masa lalu.

Museum ini menjadi salah satu daya tarik Uzbekistan. Pada bagian tengahnya terdapat mushaf Al-Qur’an berukuran besar di dalam sebuah kotak kaca. Selain itu, terdapat anak tangga yang digunakan untuk menelusuri sejarah Amir Timur di zamannya.

Di dalamnya juga menyajikan berbagai lukisan dari para penguasa kerajaan, suasana peperangan, dan peta wilayah kekuasaan Amir Timur di wilayah Asia dan sebagian Rusia, koleksi barang persembahan dari kerajaan lain, dan perlengkapan baju zirah yang biasa dipakai di zaman tersebut.

Di Tashkent, keberadaan Islamic Civilization Center tidak kami lewatkan. Di sini, kisah sejarah para ulama ternama, seperti Qonuni Mas'udiy, Al-Biruni, hingga Ibnu Sina tersaji. Di kompleks yang sama, kami juga berkunjung ke Hazrati Imam Complex untuk melihat berbagai peninggalan sejarah termasuk Al-Qur'an yang dibaca oleh Sayyidina Ustman, serta beberapa monumen arsitektur dan manuskrip kuno.

Kami juga menyempatkan berziarah ke makam Abu Bekr Al-Kaffal Al-Kabir Ash Shashi yang dikenal sebagai sosok ulama tafsir dan ahli sejarah yang membidangi ilmu hadis dan hukum Islam.


MAKAM SEPUPU BAGINDA RASUL: Kami bersama Wapres KH Ma’ruf Amin berziarah di makam Qatsam Ibn Abbas bin Abdul Muthalib RA.

Napak tilas jejak peradaban Islam di Uzbekistan kemudian berlanjut dengan menziarahi makam Imam Al Maturidi yang terletak di Kota Samarkand.

Imam Abu Mansur Al Maturidi adalah salah seorang ulama Ahlu Sunnah wal Jama’ah dan imam aliran akidah Maturidiyyah yang dianut sebagian besar pengikut Mazhab Hanafi. Imam Al Maturidi juga seorang ahli ilmu kalam dan seorang fakih.

Imam Al Maturidi sangat familiar dan dikenal di lingkungan pesantren dan para sarjana ilmu keislaman, khususnya pada bidang ilmu kalam, filsafat, akidah, dan tasawuf.



MAKAM IMAM AL MATURIDI: Menziarahi makam Imam Al Maturidi. Imam Abu Mansur Al Maturidi adalah salah seorang ulama Ahlu Sunnah wal Jama’ah dan imam aliran akidah Maturidiyyah yang dianut sebagian besar pengikut Mazhab Hanafi.

Usai berziarah ke makam Imam Al Maturidi, kami beserta rombongan bergegas menuju makam ulama yang terkenal akan ilmu hadisnya, yaitu Imam Bukhari, yang berjarak sekitar 25 kilometer dari makam Imam Al Maturidi.

Setelah menempuh perjalanan selama 35 menit, pada pukul 11.25 waktu setempat, kami pun tiba di makam ulama yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Ismail Al Bukhari ini. Ia memiliki julukan sebagai Amirul mukminin fil hadits atau pemimpin orang-orang beriman dalam hal ilmu hadis.

Beliau adalah ahli hadis yang termasyhur di antara para ahli hadis sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah, bahkan dalam buku-buku fiqih dan hadis, hadis-hadisnya memiliki derajat yang tinggi.


MAKAM IMAM MUHAMMAD AL BUKHARI: Setelah berziarah di makam Imam Al Maturidi, ziarah berlanjut ke makam Muhammad bin Ismail Al Bukhari, ahli hadis yang termasyhur di antara para ahli hadis sejak dulu hingga kini.

Imam Bukhari lahir di Bukhara, 13 Syawal 194 H atau 21 Juli 810 dan wafat di Khartank, sebuah desa kecil dekat Samarkand pada hari raya Idul Fitri, 1 Syawal 256 H atau 1 September 870.

Saat ini Makam Imam Bukhari masih dalam tahap rekonstruksi dan akan dibangun cukup besar, karena direncanakan nantinya akan tersedia museum dan masjid dengan kapasitas 10 ribu orang jemaah di dalamnya.

“Saat ini sedang melakukan pembangunan yang cukup besar, akan ada museum, makam, dan masjid dengan 10 ribu orang di dalamnya,” ucap Mr. Sayyidmahmudxon, seorang imam di Makam Imam Bukhari yang menyambut dan memberikan penjelasan.

Tidak dimungkiri, kepopuleran Imam Bukhari sebagai seorang ahli hadis mampu menjangkau masyarakat umum secara global. Hal ini tidak terlepas dari kisah penemuan makam Imam Bukhari yang menjadi sejarah penting bagi umat muslim dunia.

Keterkaitan penemuan makam Imam Bukhari sarat akan historis dengan Indonesia. Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno berperan besar dalam penemuan dan pembangunan makam Imam Bukhari ini.



SITUS WARISAN DUNIA: Plang bertuliskan world heritage convention terpasang di area luar komplek pemakaman di Samarkand.

Dikisahkan pemimpin Uni Soviet di masa itu dipegang oleh Nikita Khruschev. Bung Karno membuat strategi akan hadir memenuhi undangan apabila pemimpin Soviet ini bisa menemukan makam Imam Bukhari.

“Dulu ini tidak dikenal, tidak ditemukan makam Imam Bukhari ini. Tapi Bung Karno menyadarkan pemerintah Uzbekistan bahwa di sini ada tokoh utama, yaitu Imam Bukhari,” jelas Wapres dalam keterangan persnya usai meninjau Makam Imam Bukhari di Samarkand, Uzbekistan, Kamis (15/06/2023).


ULUGH BEG MADRASAH: Penulis dengan latar belakang Ulugh Beg Madrasah di Samarkand. Dibangun pada abad ke-15 dan merupakan lembaga pendidikan agama di pusat kota.

“Oleh karena itu, Bung Karno bilang tidak akan saya datang ke sini kalau tidak dibangunkan makam Imam Bukhari,” imbuh Wapres.

Sejalan dengan yang dikisahkan tersebut, Wapres berujar telah mengusulkan kepada pemerintah Uzbekistan agar dapat membangun perpustakaan untuk mengenang jasa presiden pertama Indonesia ini yang diberi nama Soekarno Memorial Library.

“Kita sedang mengusulkan supaya di tempat ini dibangun, karena dulu ada kaitan dengan Bung Karno, yaitu Soekarno Memorial Library,” sebut Wapres. (*)


Post a Comment

0 Comments