Subscribe Us

Header Ads

Asbabun Nuzul Baliho

UNGKAPAN TERIMA KASIH: Baliho yang terpampang saat HUT ke-127 Kota Balikpapan.


SEORANG kawan di Balikpapan mengirimkan video pendek. Komentarnya lucu. Ia mengatakan yang sebenarnya. Saya tergelak.

Yang lebih serius juga ada. Membuat catatan. Sangat dalam sekali. Hanya dari sebuah baliho mengalir ulasan yang panjang. Penulisnya sangat terkenal di Balikpapan. Nilai ketokohannya juga tinggi. Anda pasti mengenalnya dengan sangat baik: Pak Rizal Effendi. Yang mantan Wali Kota Balikpapan dua periode.

Rupanya baliho bergambar diri saya yang terpampang di Simpang Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) Dome dan di Jl. Jenderal Sudirman lumayan bikin heboh. Saya terkejoed. Haha.

Kata mereka, kumis dan janggut saya mirip aktor laga Hollywood, Steven Seagal. Masa sih? Yang bener aja! Yang bener aja! Haha.

Tapi jujur, saya tersanjung (tidak sampai terjatuh). Mungkin saya harus mencoba sesuatu yang baru. Berlatih bela diri! Supaya tidak hanya kumis dan janggut yang mirip dengan Steven Seagal. Bagaimana? Setuju? Tulis di kolom komentar...haha.

Soal baliho itu, jadi ceritanya begini. Saya memang “berutang” banyak pada Kota Balikpapan. Dari Kota Balikpapan lah saya memulai dan menata penghidupan baru (pada masa itu).

Balikpapan, dengan segala dinamika dan tantangannya, telah menjadi saksi perjalanan hidup saya. Kota ini ibarat panggung kehidupan bagi saya. Meski tak lagi menetap di Balikpapan, Balikpapan adalah “rumah besar” yang penuh kenangan dan pengharapan.

Terlalu banyak yang telah diberikan Kota Balikpapan kepada saya. Baliho ucapan selamat ketika Balikpapan merayakan Hari Jadi ke-127 pada Februari lalu adalah tanda cinta dan cara saya menyampaikan ucapan terima kasih. Begitulah asbabun nuzul-nya.

Jika kemudian ada yang mengaitkan baliho tersebut dengan kontestasi Pilkada Balikpapan 2024, biarlah waktu yang akan menjawabnya. Sementara ini, cukuplah saya memonitornya dari kejauhan sembari menyeruput kopi di Warung Kondre.

Saya melihat antusiasme telah diperlihatkan oleh para politikus lokal dalam menyambut Pilkada Balikpapan 2024. Terbukti sejumlah bacalon telah mendaftar di beberapa partai politik. Ini baik sekali agar peristiwa politik kotak kosong tidak terjadi lagi.

Latar belakang bacalonnya juga bervariasi. Dari politikus, pengusaha, profesional, hingga mantan birokrat.

Memotret Balikpapan pada saat ini, kota kita tengah berdiri di persimpangan sejarahnya. Sebagai beranda Ibu Kota Nusantara (IKN), Balikpapan menjadi sorotan nasional, bahkan internasional.

Tidak heran apabila Balikpapan kini menjadi "seksi" bagi siapa pun. Termasuk bagi para politikus di level nasional. Mereka juga melihat kesempatan emas dalam pemilihan kepala daerah tahun 2024.

Dengan statusnya yang strategis, dipastikan akan terjadi pertarungan sengit. Tentu kita berharap para calon kepala daerah memiliki visi yang jelas dan konkret untuk membawa Balikpapan menjadi lebih baik.

Balikpapan adalah potret kota masa depan Indonesia. Tantangan yang dihadapi kota kita cukup kompleks. Jika bom waktu permasalahan tidak bisa diatasi dengan baik, ledakannya bisa menghancurkan segalanya.

Sebagai pintu gerbang Ibu Kota Nusantara yang baru, Balikpapan memikul beban berat sebagai pusat aktivitas ekonomi dan sosial. Urbanisasi di Balikpapan ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, kota ini mengalami pertumbuhan pesat. Di sisi lain, ledakan penduduk akibat urbanisasi menimbulkan permasalahan sosial, ekonomi, dan keamanan yang kian kompleks.

Kita semua berharap, siapa pun pemimpin kota kita ke depan, ia harus memiliki solusi untuk mengendalikan arus urbanisasi, sebelum Balikpapan tenggelam dalam lautan manusia.

Kota kita juga memerlukan pemimpin dengan gaya kepemimpinan hands-on. Ia memiliki kepedulian terhadap isu-isu sosial. Ia peka terhadap kebutuhan masyarakat. Kemampuan eksekusinya bisa membawa perubahan yang nyata pada kualitas hidup warganya.

Menurut saya pendekatan menggabungkan modernitas dengan keberlanjutan yang menjadi warisan Pak Imdaad Hamid sangat cocok untuk Balikpapan. Teknologi cerdas digunakan untuk mendukung keberlanjutan lingkungan, sementara keberlanjutan lingkungan menjadi fokus dalam pengembangan teknologi cerdas.

Saya kira, kita semua sepakat bahwa keberlanjutan kepemimpinan kota kita memerlukan perluasan visi dan inovasi.

Pilkada 2024 di Balikpapan adalah kesempatan emas untuk memilih pemimpin yang benar-benar mampu membawa perubahan.

Saya optimis, dengan pemimpin yang tepat, Balikpapan akan semakin berkembang dan menjadi kota yang membanggakan di beranda Ibu Kota Nusantara.

Selanjutnya, mungkin saya akan kembali memasang baliho. Dengan tema yang lain. Inilah cara yang bisa saya lakukan sebagai tanda cinta dan ungkapan terima kasih kepada Kota Balikpapan. Ada saran? Silakan isi di kolom komentar. (*)

Post a Comment

0 Comments